![Ini Kandungan dalam Bisa Ular yang Membuatnya Mematikan Ini Kandungan dalam Bisa Ular yang Membuatnya Mematikan](https://images.detik.com/visual/2016/02/15/cbb3b6ce-6350-4bc7-9c8d-955a75bbd212_169.jpg?w=500)
Tetapi apa yang membuat bisa ular begitu mematikan? Menurut Panduan Mengelola Gigitan Ular yang dikeluarkan WHO, secara umum, lebih dari 90 persen venom atau racun ular tak lain berupa protein. Ada juga kandungan non-protein seperti karbohidrat, lipid atau lemak, free amino acids, nukleosida, dan amina biogenik seperti serotonin dan acetylcholine.
Untuk enzimnya, sebagian besar bisa ular mengandung L-amino acid oxidase (salah satunya mengandung riboflavin yang menyebabkan mayoritas bisa ular berwarna kuning). Namun Anda perlu tahu bahwa masing-masing enzim dalam bisa ular juga memiliki efek tersendiri terhadap mangsanya ketika masuk ke tubuh.
Semisal enzim yang bernama zinc metalloproteinase/metalloproteases. Enzim ini dapat merusak komponen dasar dari membran tubuh bahkan hingga ke sel dan mengakibatkan pendarahan sistemik secara spontan.
Ada juga enzim Phospholipases A2 (lecithinase) yang hampir dimiliki semua jenis ular. Enzim ini dapat merusak mitokondria, sel-sel darah, baik merah maupun putih, otot, pembuluh darah dan membran lain, termasuk di antaranya pendarahan internal. Hyaluronidase adalah enzim lain dalam bisa ular yang membantu mempercepat persebaran serta meningkatkan penyerapan racun dalam jaringan tubuh mangsanya, yang kemudian memicu kerusakan jaringan.
Yang tak kalah seram, ada enzim proteolytic yang dapat meningkatkan penyerapan racun dalam pembuluh darah sehingga memicu edema, luka melepuh dan nekrosis (kematian jaringan) pada bagian tubuh yang digigit.
Sebenarnya masih banyak lagi jenis enzim yang terkandung dalam racun ular, namun rata-rata dapat menyebabkan kerusakan hingga ke tingkat seluler. Inilah yang diduga menyebabkan tingginya risiko kematian pada mangsa yang digigit ular.
Perlu dipahami bahwa ketika ular menggigit manusia, maka racunnya biasanya 'disuntikkan' secara subkutan atau ke bawah kulit atau otot si mangsa.
Namun pada jenis ular kobra tertentu, mereka dapat mengumpulkan bisa di ujung taring kemudian menyemburkannya langsung ke mata mangsa atau penyerangnya hingga lumpuh.
Meski demikian, tidak semua ular beracun. Ada pula ular yang tidak beracun. Ironisnya, ular semacam ini biasanya agresif, mudah marah dan rentan menyerang manusia. Mereka juga tinggal di wilayah yang dekat pemukiman manusia atau kebun mereka.
Salah satunya adalah ular piton besar (Python reticularis) yang menyerang Akbar (25) di Mamuju beberapa waktu lalu. Ular semacam ini beberapa kali dilaporkan menyerang dan menelan manusia, yang kebanyakan adalah para petani. Umumnya ular menyerang manusia ketika merasa terusik atau terancam.